Mengenai Saya

Foto saya
SETIAP MANUSIA PASTI AKAN MENGALAMI YANG NAMANYA KEMATIAN.

Jumat, 20 September 2013

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
. PENDAHULUAN
Pada zaman yang penuh dengan kemajuan ini para ahli pendidikan berusaha untuk meningkatkan mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Melalui metode mengajar yang ilmiah diharapkan, proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. selengkapnya baca disini dan dounload
Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan.
Dalam teknologi pendidikan itu memberi pendekatan yang sistematis dan kritis tentang proses belajar mengajar. Teknologi pendidikan memandangnya sebagai suatu masalah yang harus dihadapi secara rasional dengan menerapkan metode problem solving. Mutu pendidikan itu banyak bergantung pada mutu guru dalam membimbing proses belajar mengajar. Disamping itu perkembangan teknologi pendidikan didukung oleh perkembangan yang pesat dalam media komunikasi seperti radio, TV, computer,
dan lainnya yang dapat dimanfaatkan bagi tujuan intruksional.
II. APAKAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN?
Teknologi pendidikan dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan “instructional technology” atau “Education technology”. Pendidikan semacam ini yang diutamakan ialah media komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Alat-alat teknologi ini lazim disebut “hardware” antara lain berupa TV, radio, video, tape, computer, dan lain-lain. Selain dari itu pendidikan juga menggunakan teknologi yang disebut dengan “software” antara lain menganalisis dan mendesain urutanatau langkah-langkahbelajar berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan metode penyajian yang serasi dan penilaian keberhasilannya.
Ada beberapa pengertian mengenai teknologi pendidikan yaitu anata lain :
- Merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem, teknik dan alat Bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar siswa.
- Yaitu pemikiran yang sistematis dan kritis tentang pendidikan.
- Menurut Webster Dictionary mengatakan bahwa teknologi pendidikan yaitu sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut system tertentu yang akan dijelaskan kemudian.
III. TOKOH – TOKOH DALAM PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Ada sejumlah tokoh yang berusaha mempelajari soal belajar secara sistematis
Edward L. Thordike (1874-1949) menghasilkan sejumlah ” hukum” belar, diantaranya ” law of effect”. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil bila respon murid terhadap suatu stimulus segera disertai oleh rasa senang atau rasa puas merupakan pujian atau hadiah, yang disebut “reinforcement”Reinforcement ini memperkuat hubungan antara stimulus dengan respons sehingga hasil belajar lebih permanent.
Sidney L. Pressey, menyusun program yang terdiri atas serentetan tugas-tugas yang disebutnya “software” dan disamping itu suatu alat ya’ni ” teaching machine” sebagai ”hardware” ia menggunakan test obyektif dengan lembar jawaban yang dapat diperiksa sendiri secara otomatis.
Ivan Pavlov (1849-1936) mengadakan percobaan dengan anjing untuk mempelajari proses belajar secara ilmiah. Proses belajar yang diselidikinya adalah “Conditioning” anjing yang mula-mula mengeluarkan air liur, bila disodorkan makanan (S1) akan keluar air liurnya bila misalnya dibunyikan lonceng (S2) yang semula disodorkan bersamaan dengan makanan dan kemudian ditiadakan.
Diantara ilmuan dalam bidang proses yang paling berpengaruh terhadap perkembangan teknologi pendidikan ialah B.F. Skinner. Ia banyak melakukan eksperimin dengan binatang diantaranya yang paling terkenal dengan burung merpati untuk mempelajari cara mengubah ketakutan binatang itu. Ia memberika stimulus tertentu dan segera memperkuat atau me-reinporce (respon yang diinginkan dengan memberi makanan sampai bentuk kelakuan itu mantap. Kemudian “reinporciment” itu berangsur – angsur dapat dikurangi untuk mempertahankan bentuk kelakuan yang telah dipelajari itu agar jangan lenyap atau dilupakan.
Noman C. Crowder mengadakan fariasi dalam pelajaran berprogram untuk memperhatikan perbedaan individual dengan mengembangkan “branching program” program bercabang. Disini langka-langkah lebih besar daripada dalam program linear diikuti oleh jawaban berganda. Seteh memilih salah suatu jawban, murid itu suruh men-chek jawaban pada halaman yang ditunjuk. Bila jawaban tersebut benar diberi keterangan apa sebab jawaban itu benar dan disuruh melanjutkan. Bila mana jawaban itu salah diberi keterangan kenapa jawaban itu salah dan murid disuruh kembali kesoal itu atau dialihkan pada soal yang lainnya.
Gordon Psak menggunakan computer dalam pelajaran beprograma. Computer lebih mampu untuk menyesuaikan program dengan kecepatan pelajar, baik yang cepat maupun yang lambat.
IV. DASAR PEMIKIRAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan ialah mengubah kelakuan si anak didik, yaitu caranya berfikir merasa, berbuat. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan itu. Sudah selayaknya si pendidik maupun anak didik harus tau apa yang harus dicapai. Arti tegasnya harus diketahui dengan jelas apa yang harus dilakukan oleh murid sebagai hasil pelajaran yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia mempelajarinya. Bia tujuan itu tak dapat dicapai maka ada kekurangan dalam proses belajar mengajar.dengan pendekatan teknologi pendidikan kita dapat menggunakan metode ilmiah untuk menguji cobakan hipotesis tentang cara yang paling efektif guna untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukannya. Usaha ini tidak berbeda dengan metode pemecahan masalah (method of problem solving) yang dilakukan dalam bidang ilmu lainnya.
Ada beberapa langkah – langkah yang diikuti dalam metode teknologi pendidikan adalah :
1. Merumuskan tujuan yang jelas yang harus dicapai yang dapat dipandang sebagai masalah
2. Menyajikan pelajaran menurut cara yang dianggap serasi yang kita pandang sebagai “hipotesis” yang perlu ditest.
3. Menilai hasil pelajaran untuk menguji hipotesis itu.
4. mencari perbaikan andaikan hasilnya belum memenuhi syarat atau standard yang ditentukan dan melangsungkan percobaan dengan cara lain sampai tercapai apa yang diharapkan.
Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas, memikirkan metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan itu. Tujuan yang jelas merupakan pegangan untuk memilih metode yang tepat. Banyak guru yang masuk kelas tanpa mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapainya dalam jam pelajaran itu. Tiadanya tujuan yang jelas maka kita tak akan tahu kemana kita akan pergi dan apakah kita akan sampai ke tempat yang kita harapkan.
Teknologi pendidikan menuntut agar diadakan penilaian yang segera tentang apa yang telah dipelajari.penilaian tersebut memberikan keterangan tentang prestasi anak dan sekaligus tentang keampuhan metode penyajian guru.
Fungsi penilaian itu sebagai :
1.      Alat mengukur hasil belajar murid
2.      Alat sebagai guru untuk menilai efektifnya mengajar
3.      Titik tolak untuk memperbaiki prestasi anak dengan menganalisis kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat serta memperbaiki metodenya mengajar.

V. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN PROFESI GURU
Teknologi pendidikan masih merupakan pendekatan yang terbuka bagi berbagai-bagai pendirian.Namun teknologi tidak merupakan kunci kea rah sukses yang pasti dalam pendidikan. Akan tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur atau metodologi yang dapat ditetapkan dalam pendidikan. Teknologi pendidikanadalah suatu teori yang mempunyai sejumlah hipotesis. Teknologi pendidikan juga dipandang sebagai suatu gerakan dalam pendidikan yang diikuti oleh guru – guru yang merasakan bahwa mengajar hingga kini masih dilakukan secara sembrono, asal – asalan saja, tanpa dasar yang kokoh, menurut selera masing – masing. Maka teknologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh – sungguh untuk memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip – prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam bidang – bidang lain.





VI. KESIMPULAN
 Dari berbagai pengertian di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulam :
1. Teknologi pendidikan adalah sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Alat-alat itu lazim disebut “hardware”.
2. Ada yang menafsirkan teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang pendidikan. Penerapan ini mengutamakan “soft ware”, tanpa alat pendidikan dapat berjalan. Sebaliknya “hardware” tak dapat berguna tanpa penerapan “soft ware”
3. Jadi, pendidikan ini merupakan suatu ekspresi dari gerakan ilmiah yang telah dirintis sejak priode Aristoteles dan bergerak terus melalui Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner dan lain-lain.
4. Belajar berprograma yang diciptakan oleh B.F. Skinner banyak mendorong kea rah perkembangan teknologi pendidikan.
5. Teknologi pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematic terhadap proses belajar-mengajar dan memandang tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektivitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikanmendorong profesi keguruan untuk berkembang menjadi suatu “science”. Namun pekerjaan guru selalu mengandung “seni”















Nasib Lulusan Teknologi Pendidikan


Mardiman S,. S.Pd : Menulis komentar pada salah satu tulisan saya tentang  Dia menanyakan, bagaimana nasib lulusan TP dengan dihapuskannya mata pelajaran TIK?
Inilah jawaban saya. Pertama, nasib kita akan baik-baik saja, tidak ada pengaruh sama sekali dengan penghapusan mata pelajaran TIK di sekolah. Kondisi itu hanya berpengaruh pada mereka yang nota bene adalah guru TIK. Nah, kalau Anda guru TIK, bolehlah mempertanyakan nasibnya gimana. Program studi teknologi pendidikan, tidak bertujuan untuk menghasilkan lulusan sebagai guru TIK. itu hanya beberapa program studi, yang melihat peluang adanya kebutuhan guru TIK, terus membuka konsentrasi yang menyiapkan lulusannya menjadi guru TIK. Padahal asbabunujul berdirinya disiplin ilmu teknologi pendidikan, bukanlah untuk itu.
Kalau Anda lihat, standar kompetensi lulusan program studi TP menurut AECT (2005), setidaknya ada dua keahlian. Pertama, lulusan TP dapat menjadi seorang school media specialist alias ahli media pembelajaran. Fungsinya adalah membantu sekolah mengoptimalkan mutu pembelajaran dengan mengembangkan (analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, evaluasi media pembelajaran dan sumber-sumber belajar yang tepat). Begitu. Kedia, lulusan TP dapat menjadi seorang instructional system designer alias ahli desain sistem pembelajaran. Keduanya, sebenarnya bisa bekerja di persekolahan maupun non-persekolahan seperti lembaga diklat, perusahaan, dan isntitusi lain.
Nah, begitu kawans. Jangan sempitkan makna disiplin ilmu teknologi pendidikan sebagai calon guru TIK. It’s totally wrong, wrong, wrong. Mereka yang memutuskan untuk membuka konsentrasi TP sebagai calon guru TIK, adalah keputusan yang pragmatis dan sesaat. Saya jg tidak mengerti kenapa demikian? Mungkin mereka punya alasan lain yang saya tidak tahu. Tapi, secara konseptual, lulusan TP akan menjadi seorang teknolog pembelajaran. Boleh berkonesntras di instructional/training system design, e-elarning system design, dan instructional media specialist. Silahkan, terserah minat Anda dan peluang Anda bekerja dimana.
thanksss. semoga membantu.





Kompetensi Sarjana Teknologi Pendidikan


Saya ini kuliah S1 di program studi teknologi pendidikan. Kalo lulus, kompetensinya apaan ya? Nah kalo lanjutin S2 atawa S3, kemampuan yang akan saya kuasai apa? Ini adalah pertanyaan saya sendiri ketik kuliah S1 Teknologi Pendidikan. Rupanya, ketika saya ndoseni TP di UNJ, pertanyaan serupa juga banyak dilontarkan oleh mahasiswa.
Begini ceritanya, kawan!
Kalao kita mengacu pada definisi teknologi pendidikan menurut AECT tahun 2004, maka teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi proses dan sumber belajar. Oleh karena itu, kawasan bidang garapan teknologi pendidikan adalah seperti digambarkan dalam diagram berikut:
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2008/09/kawasan-tp.jpg
Jadi, seorang sarjana teknologi pendidikan dapat menjadi profesi sebagai berikut:
  Perancang proses dan sumber relajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar;
·         Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.
·         Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
·         Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.
·         Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan lanilla.
Nah, kamu mo pilih yang mana? hayooooooooo !
Perlu diingat bahwa, mengacu pada definisi di atas dan definisi AECT tahun 2004, yang mengatakan bahwa teknologi pendidikan sebagai studi dan praktek etis dalam memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menerapkan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat. Kedua deifnisi tersebut telah memperjelas batasan lapangan pekerjaan teknolog pendidikan. Tujuan utama teknologi pendidikan tidak hanya memecahkan masalah belajar tapi juga meningkatkan kinerja. Definisi ini lebih memperjelas bahwa lapangan pekerjaan teknolog pendidikan cukup luas, tidak hanya terbatas di lingkungan persekolahan saja tapi lebih jauh juga meliputi lingkungan non-persekolahan seperti organisasi pada semua sektor baik pemerintah maupun swasta sejauh terkait dengan upaya pemecahan maslah peningkatan kinerja melalui proses pembelajaran (isntrcutional proceses).
Nah pertanyaan berikutnya, kalo S1 kedalamannya dalam hal apa saja dan sejauh mana? Apa bedanya dengan S2 dan atau S3? Ini pertanyaan lain bung! Tapi, dapat dijelaskan koq.
Prof Yusufhadi Miarso, tahun 2004 telah melakukan suatu survey dan menganalisis kompetensi teknologi pendidikan untuk jenjang S1, S2, S3 seperti digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2008/09/kompetensi-tp.jpg


Nah, silakan lihat sendiri. Kalo Anda S1, penekanannya dimana? apakah dalam desain, pengembangan atau pemanfaatan? Begitu pula dengan S2 dan S3.
Sebenarnya, Prof. Yusufhadi Miarso, membagi kawasan bidang garapan teknolog pendidikan menjadi enam, dimana Ia menambahkan kawasan penelitian estela kawasan evaluasi. Diagram di atas menjelaskan perbedaan kompetensi teknolog pendidikan antara strata 1 (S1), strata 2 (S2) dengan strata 3 (S3). Tampak jelas bahwa kompetensi S1, lebih ditekankan pada kawasan pemanfaatan/penggunaan. Sementara, untuk S2 lebih menekankan pada fungsi pengelolaan, penilaian dan penelitian disamping perancangan (desain) yang setingkat dibawah S3. Untuk S3, lebih memfokuskan diri pada penilaian dan penelitian disamping perancangan. Hasil survey ini telah memberikan gambaran bagi lembaga penyelenggara pendidikan porgram studi teknologi pendidikan dalam menyusun kurikulum serta kebutuhan sumber daya laninnya untuk menunjang pendidikan jenjang S1, S2 dan S3.









TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.[1] Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.

Definisi Teknologi Pendidikan

1.     Cara yang sistematis dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi seluruh proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang spesifik, berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran dan komunikasi antar manusia, dan mendayagunakan kombinasi sumber daya manusia dan non-manusia untuk lebih mengefektifkannya.[2]
2.     Bidang yang memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui identifikasi, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan yang sistematik terhadap cakupan sumber pembelajaran yang luas melalui manajemen proses-proses tersebut.[3]
3.     Penelitian dan aplikasi terhadap ilmu perilaku dan teori pembelajaran, dan penggunaan pendekatan sistem untuk menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengevaluasi, dan mengatur penggunaan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah pembelajaran. Istilah teknologi instruksional seringkali bertukar tempat dengan istilah teknologi pendidikan, namun teknologi instruksional lebih menekankan pada pendekatan ilmiah dan sistematis terhadap penyelesaian masalah instruksional, dan teknologi pendidikan fokus kepada penggunaan dan pendayagunaan seni dan teknologi untuk mendukung pembelajaran.
4.     Studi terhadap penerapan etis dari memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan meningkatkan performa dengan membuat, menggunakan, dan memanajemen proses dan sumber daya teknologi yang tepat.[4]
Berdasarkan definisi-definisi di atas menurut Ir. Lilik Gani HA dapat disimpulkan bahwa:
1.     Teknologi pendidikan/teknologi pembelajaran adalah suatu disiplin/bidang (field of study)
2.     Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja
3.     Teknologi pendidikan/pembelajaran menggunakan pendekatan sistem (pendekatan yang holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial).
4.     Kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
5.     Yang dimaksud dengan teknologi dalam teknologi pendidikan adalah teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech)
6.     Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia






Tidak ada komentar:

Posting Komentar