DEFINISI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
. PENDAHULUAN
. PENDAHULUAN
Pada zaman yang penuh
dengan kemajuan ini para ahli pendidikan berusaha untuk meningkatkan mengajar
itu menjadi suatu ilmu atau science. Melalui metode mengajar yang ilmiah
diharapkan, proses belajar mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. selengkapnya baca disini dan dounload
Inilah
yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan.
Dalam teknologi
pendidikan itu memberi pendekatan yang sistematis dan kritis tentang proses
belajar mengajar. Teknologi pendidikan memandangnya sebagai suatu masalah yang
harus dihadapi secara rasional dengan menerapkan metode problem solving. Mutu
pendidikan itu banyak bergantung pada mutu guru dalam membimbing proses belajar
mengajar. Disamping itu perkembangan teknologi pendidikan didukung oleh
perkembangan yang pesat dalam media komunikasi seperti radio, TV, computer,
dan lainnya yang dapat
dimanfaatkan bagi tujuan intruksional.
II. APAKAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN?
Teknologi pendidikan
dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan “instructional technology” atau
“Education technology”. Pendidikan semacam ini yang diutamakan ialah media
komunikasi yang berkembang secara pesat sekali yang dapat dimanfaatkan dalam
pendidikan. Alat-alat teknologi ini lazim disebut “hardware” antara lain berupa
TV, radio, video, tape, computer, dan lain-lain. Selain dari itu pendidikan juga
menggunakan teknologi yang disebut dengan “software” antara lain menganalisis
dan mendesain urutanatau langkah-langkahbelajar berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai dengan metode penyajian yang serasi dan penilaian keberhasilannya.
Ada beberapa pengertian mengenai
teknologi pendidikan yaitu anata lain :
- Merupakan pengembangan, penerapan dan
penilaian sistem-sistem, teknik dan alat Bantu untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses belajar siswa.
- Yaitu pemikiran yang sistematis dan kritis
tentang pendidikan.
- Menurut Webster Dictionary mengatakan
bahwa teknologi pendidikan yaitu sebagai pegangan atau
pelaksanaan pendidikan secara sistematis, menurut system tertentu yang akan
dijelaskan kemudian.
III. TOKOH – TOKOH DALAM
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Ada sejumlah tokoh yang berusaha mempelajari soal belajar secara
sistematis
Edward L. Thordike (1874-1949) menghasilkan sejumlah ” hukum” belar, diantaranya ” law
of effect”. Menurut hukum ini belajar akan lebih berhasil
bila respon murid terhadap suatu stimulus segera disertai oleh rasa senang atau
rasa puas merupakan pujian atau hadiah, yang disebut “reinforcement”Reinforcement ini memperkuat hubungan antara stimulus dengan
respons sehingga hasil belajar lebih permanent.
Sidney L. Pressey, menyusun program yang terdiri atas serentetan tugas-tugas yang
disebutnya “software” dan disamping itu suatu alat
ya’ni ” teaching machine” sebagai ”hardware” ia menggunakan test obyektif dengan lembar jawaban yang dapat
diperiksa sendiri secara otomatis.
Ivan Pavlov
(1849-1936) mengadakan
percobaan dengan anjing untuk mempelajari proses belajar secara ilmiah. Proses
belajar yang diselidikinya adalah “Conditioning” anjing yang mula-mula mengeluarkan air liur, bila disodorkan
makanan (S1) akan keluar air liurnya bila misalnya dibunyikan lonceng (S2) yang
semula disodorkan bersamaan dengan makanan dan kemudian ditiadakan.
Diantara ilmuan dalam
bidang proses yang paling berpengaruh terhadap perkembangan teknologi
pendidikan ialah B.F. Skinner. Ia banyak melakukan eksperimin
dengan binatang diantaranya yang paling terkenal dengan burung merpati untuk
mempelajari cara mengubah ketakutan binatang itu. Ia memberika stimulus
tertentu dan segera memperkuat atau me-reinporce (respon yang diinginkan dengan memberi makanan sampai bentuk
kelakuan itu mantap. Kemudian “reinporciment” itu berangsur – angsur dapat dikurangi untuk mempertahankan bentuk
kelakuan yang telah dipelajari itu agar jangan lenyap atau dilupakan.
Noman C. Crowder mengadakan fariasi
dalam pelajaran berprogram untuk memperhatikan perbedaan individual dengan
mengembangkan “branching program” program bercabang. Disini
langka-langkah lebih besar daripada dalam program linear diikuti oleh jawaban
berganda. Seteh memilih salah suatu jawban, murid itu suruh men-chek jawaban
pada halaman yang ditunjuk. Bila jawaban tersebut benar diberi keterangan apa
sebab jawaban itu benar dan disuruh melanjutkan. Bila mana jawaban itu salah
diberi keterangan kenapa jawaban itu salah dan murid disuruh kembali kesoal itu
atau dialihkan pada soal yang lainnya.
Gordon Psak menggunakan computer
dalam pelajaran beprograma. Computer lebih mampu untuk menyesuaikan program
dengan kecepatan pelajar, baik yang cepat maupun yang lambat.
IV. DASAR PEMIKIRAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan
ialah mengubah kelakuan si anak didik, yaitu caranya berfikir merasa, berbuat.
Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan itu. Sudah
selayaknya si pendidik maupun anak didik harus tau apa yang harus dicapai. Arti
tegasnya harus diketahui dengan jelas apa yang harus dilakukan oleh murid
sebagai hasil pelajaran yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia
mempelajarinya. Bia tujuan itu tak dapat dicapai maka ada kekurangan dalam
proses belajar mengajar.dengan pendekatan teknologi pendidikan kita dapat
menggunakan metode ilmiah untuk menguji cobakan hipotesis tentang cara yang
paling efektif guna untuk mencapai suatu tujuan yang ditentukannya. Usaha ini
tidak berbeda dengan metode pemecahan masalah (method of problem solving) yang dilakukan dalam bidang ilmu lainnya.
Ada beberapa langkah – langkah yang diikuti dalam metode teknologi
pendidikan adalah :
1. Merumuskan tujuan yang jelas
yang harus dicapai yang dapat dipandang sebagai masalah
2. Menyajikan pelajaran menurut
cara yang dianggap serasi yang kita pandang sebagai “hipotesis” yang perlu
ditest.
3. Menilai hasil pelajaran untuk
menguji hipotesis itu.
4. mencari perbaikan andaikan
hasilnya belum memenuhi syarat atau standard yang ditentukan dan melangsungkan
percobaan dengan cara lain sampai tercapai apa yang diharapkan.
Teknologi pendidikan
mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas, memikirkan metode yang
dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan itu. Tujuan yang jelas
merupakan pegangan untuk memilih metode yang tepat. Banyak guru yang masuk
kelas tanpa mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapainya dalam jam
pelajaran itu. Tiadanya tujuan yang jelas maka kita tak akan tahu kemana kita
akan pergi dan apakah kita akan sampai ke tempat yang kita harapkan.
Teknologi pendidikan
menuntut agar diadakan penilaian yang segera tentang apa yang telah
dipelajari.penilaian tersebut memberikan keterangan tentang prestasi anak dan
sekaligus tentang keampuhan metode penyajian guru.
Fungsi penilaian itu
sebagai :
1.
Alat
mengukur hasil belajar murid
2.
Alat
sebagai guru untuk menilai efektifnya mengajar
3.
Titik
tolak untuk memperbaiki prestasi anak dengan menganalisis kesalahan-kesalahan
yang mereka perbuat serta memperbaiki metodenya mengajar.
V. TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN PROFESI GURU
Teknologi pendidikan
masih merupakan pendekatan yang terbuka bagi berbagai-bagai pendirian.Namun
teknologi tidak merupakan kunci kea rah sukses yang pasti dalam pendidikan.
Akan tetapi teknologi pendidikan menunjukkan suatu prosedur atau metodologi
yang dapat ditetapkan dalam pendidikan. Teknologi pendidikanadalah suatu teori
yang mempunyai sejumlah hipotesis. Teknologi pendidikan juga dipandang sebagai suatu gerakan dalam pendidikan yang diikuti
oleh guru – guru yang merasakan bahwa mengajar hingga kini masih dilakukan
secara sembrono, asal – asalan saja, tanpa dasar yang kokoh, menurut selera
masing – masing. Maka teknologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh –
sungguh untuk memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip – prinsip
ilmiah yang membuktikan keberhasilan dalam bidang – bidang lain.
VI. KESIMPULAN
Dari berbagai pengertian di
atas dapatlah ditarik suatu kesimpulam :
1. Teknologi pendidikan adalah
sebagai media yang lahir dari perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk
tujuan pendidikan. Alat-alat itu lazim disebut “hardware”.
2. Ada yang menafsirkan teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan
yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang pendidikan. Penerapan ini
mengutamakan “soft ware”, tanpa alat pendidikan dapat berjalan. Sebaliknya
“hardware” tak dapat berguna tanpa penerapan “soft ware”
3. Jadi, pendidikan ini merupakan
suatu ekspresi dari gerakan ilmiah yang telah dirintis sejak priode Aristoteles
dan bergerak terus melalui Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner dan lain-lain.
4. Belajar berprograma yang
diciptakan oleh B.F. Skinner banyak mendorong kea rah perkembangan teknologi
pendidikan.
5. Teknologi pendidikan mengajak
guru untuk bersikap problematic terhadap proses belajar-mengajar dan memandang
tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji efektivitasnya. Dengan
demikian teknologi pendidikanmendorong profesi keguruan untuk berkembang
menjadi suatu “science”. Namun pekerjaan guru selalu mengandung “seni”
Nasib Lulusan Teknologi Pendidikan
Mardiman S,. S.Pd : Menulis komentar pada salah satu
tulisan saya tentang Dia menanyakan,
bagaimana nasib lulusan TP dengan dihapuskannya mata pelajaran TIK?
Inilah jawaban
saya. Pertama, nasib kita akan baik-baik saja, tidak ada pengaruh sama sekali
dengan penghapusan mata pelajaran TIK di sekolah. Kondisi itu hanya berpengaruh
pada mereka yang nota bene adalah guru TIK. Nah, kalau Anda guru TIK, bolehlah
mempertanyakan nasibnya gimana. Program studi teknologi pendidikan, tidak
bertujuan untuk menghasilkan lulusan sebagai guru TIK. itu hanya beberapa
program studi, yang melihat peluang adanya kebutuhan guru TIK, terus membuka
konsentrasi yang menyiapkan lulusannya menjadi guru TIK. Padahal asbabunujul
berdirinya disiplin ilmu teknologi pendidikan, bukanlah untuk itu.
Kalau Anda
lihat, standar kompetensi lulusan program studi TP menurut AECT (2005),
setidaknya ada dua keahlian. Pertama, lulusan TP dapat menjadi seorang school
media specialist alias ahli media pembelajaran. Fungsinya adalah membantu
sekolah mengoptimalkan mutu pembelajaran dengan mengembangkan (analisis,
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, evaluasi media pembelajaran dan
sumber-sumber belajar yang tepat). Begitu. Kedia, lulusan TP dapat menjadi
seorang instructional system designer alias ahli desain sistem pembelajaran.
Keduanya, sebenarnya bisa bekerja di persekolahan maupun non-persekolahan
seperti lembaga diklat, perusahaan, dan isntitusi lain.
Nah, begitu
kawans. Jangan sempitkan makna disiplin ilmu teknologi pendidikan sebagai calon
guru TIK. It’s totally wrong, wrong, wrong. Mereka yang memutuskan untuk
membuka konsentrasi TP sebagai calon guru TIK, adalah keputusan yang pragmatis
dan sesaat. Saya jg tidak mengerti kenapa demikian? Mungkin mereka punya alasan
lain yang saya tidak tahu. Tapi, secara konseptual, lulusan TP akan menjadi
seorang teknolog pembelajaran. Boleh berkonesntras di instructional/training
system design, e-elarning system design, dan instructional media specialist.
Silahkan, terserah minat Anda dan peluang Anda bekerja dimana.
thanksss.
semoga membantu.
Kompetensi Sarjana Teknologi
Pendidikan
Saya ini kuliah S1 di program studi teknologi pendidikan. Kalo lulus, kompetensinya apaan ya? Nah kalo
lanjutin S2 atawa S3, kemampuan yang akan saya kuasai apa? Ini adalah
pertanyaan saya sendiri ketik kuliah S1 Teknologi Pendidikan. Rupanya, ketika
saya ndoseni TP di UNJ, pertanyaan serupa juga banyak dilontarkan oleh
mahasiswa.
Begini
ceritanya, kawan!
Kalao kita
mengacu pada definisi teknologi pendidikan menurut AECT tahun 2004, maka
teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam merancang, mengembangkan,
memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi proses dan sumber belajar. Oleh karena
itu, kawasan bidang garapan teknologi pendidikan adalah seperti digambarkan
dalam diagram berikut:
Jadi, seorang
sarjana teknologi pendidikan dapat menjadi profesi sebagai berikut:
Perancang proses dan sumber relajar; dimana
lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan,
strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar;
·
Pengembang
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan
teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan
teknologi terpadu lainnya.
·
Pemanfaat/pengguna
proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemnafaatan
media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan
institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan
regulasi pendidikan.
·
Pengelola
proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan
proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan
pengelolaan sistem informasi pendidikan.
·
Evaluator/peneliti
proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis
masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan
penelitian kawasan pendidikan lanilla.
Nah, kamu mo
pilih yang mana? hayooooooooo !
Perlu diingat
bahwa, mengacu pada definisi di atas dan definisi AECT tahun 2004, yang
mengatakan bahwa teknologi pendidikan sebagai studi dan praktek etis dalam
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan,
menerapkan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang tepat. Kedua deifnisi
tersebut telah memperjelas batasan lapangan pekerjaan teknolog pendidikan.
Tujuan utama teknologi pendidikan tidak hanya memecahkan masalah belajar tapi
juga meningkatkan kinerja. Definisi ini lebih memperjelas bahwa lapangan
pekerjaan teknolog pendidikan cukup luas, tidak hanya terbatas di lingkungan
persekolahan saja tapi lebih jauh juga meliputi lingkungan non-persekolahan
seperti organisasi pada semua sektor baik pemerintah maupun swasta sejauh
terkait dengan upaya pemecahan maslah peningkatan kinerja melalui proses
pembelajaran (isntrcutional proceses).
Nah pertanyaan
berikutnya, kalo S1 kedalamannya dalam hal apa saja dan sejauh mana? Apa
bedanya dengan S2 dan atau S3? Ini pertanyaan lain bung! Tapi, dapat dijelaskan
koq.
Prof Yusufhadi
Miarso, tahun 2004 telah melakukan suatu survey dan menganalisis kompetensi
teknologi pendidikan untuk jenjang S1, S2, S3 seperti digambarkan dalam diagram
sebagai berikut:
Nah, silakan lihat sendiri. Kalo Anda S1, penekanannya dimana?
apakah dalam desain, pengembangan atau pemanfaatan? Begitu pula dengan S2 dan
S3.
Sebenarnya, Prof. Yusufhadi Miarso, membagi kawasan bidang
garapan teknolog pendidikan menjadi enam, dimana Ia menambahkan kawasan
penelitian estela kawasan evaluasi. Diagram di atas menjelaskan perbedaan
kompetensi teknolog pendidikan antara strata 1 (S1), strata 2 (S2) dengan
strata 3 (S3). Tampak jelas bahwa kompetensi S1, lebih ditekankan pada kawasan
pemanfaatan/penggunaan. Sementara, untuk S2 lebih menekankan pada fungsi
pengelolaan, penilaian dan penelitian disamping perancangan (desain) yang
setingkat dibawah S3. Untuk S3, lebih memfokuskan diri pada penilaian dan
penelitian disamping perancangan. Hasil survey ini telah memberikan gambaran
bagi lembaga penyelenggara pendidikan porgram studi teknologi pendidikan dalam menyusun
kurikulum serta kebutuhan sumber daya laninnya untuk menunjang pendidikan
jenjang S1, S2 dan S3.
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Teknologi
pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.[1] Istilah
teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran
mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan
mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan
manusia.
Definisi
Teknologi Pendidikan
1. Cara yang sistematis dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi
seluruh proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang spesifik,
berdasarkan penelitian terhadap pembelajaran dan komunikasi antar manusia, dan
mendayagunakan kombinasi sumber daya manusia dan non-manusia untuk lebih
mengefektifkannya.[2]
2. Bidang yang memfasilitasi kegiatan belajar manusia melalui
identifikasi, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan yang sistematik
terhadap cakupan sumber pembelajaran yang luas melalui manajemen proses-proses
tersebut.[3]
3. Penelitian dan aplikasi terhadap ilmu perilaku dan teori pembelajaran,
dan penggunaan pendekatan sistem untuk menganalisis, mendesain, mengembangkan,
menerapkan, mengevaluasi, dan mengatur penggunaan teknologi untuk membantu
menyelesaikan masalah pembelajaran. Istilah teknologi instruksional seringkali
bertukar tempat dengan istilah teknologi pendidikan, namun teknologi
instruksional lebih menekankan pada pendekatan ilmiah dan sistematis terhadap
penyelesaian masalah instruksional, dan teknologi pendidikan fokus kepada
penggunaan dan pendayagunaan seni dan teknologi untuk mendukung pembelajaran.
4. Studi terhadap penerapan etis dari memfasilitasi kegiatan
pembelajaran dan meningkatkan performa dengan membuat, menggunakan, dan
memanajemen proses dan sumber daya teknologi yang tepat.[4]
Berdasarkan
definisi-definisi di atas menurut Ir. Lilik Gani HA dapat disimpulkan bahwa:
1. Teknologi pendidikan/teknologi pembelajaran adalah suatu
disiplin/bidang (field of study)
2. Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan
masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan
kinerja
3. Teknologi pendidikan/pembelajaran menggunakan pendekatan sistem
(pendekatan yang holistik/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat
parsial).
4. Kawasan teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan analisis,
desain, pengembangan, pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik
proses-proses maupun sumber-sumber belajar.
5. Yang dimaksud dengan teknologi dalam teknologi pendidikan adalah
teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik (hardtech), tapi
juga teknologi lunak (softtech)
6. Teknologi pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi
meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis
masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah
dalam segala aspek belajar manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar